Sejarah Festival Songkran di Thailand banyak membuat orang penasaran, ternyata hal ini berkaitan dengan gaya hidup dan lingkungan warga lokal. Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang hidup di tepi sungai besar.
Saluran ini yang mengalir hingga kerajaan ini sudah cukup untuk para warga mencari makanan pokok seperti ikan. Apalagi jika sungai sedang melimpah, tanah Thailand akan lebih shubur daripada sebelumnya. Sudah erat dengan air, Negara Thailand juga semakin populer dengan festival perang air.
Sejarah Festival Songkran, Festival Perang Air Terbesar

Pada hari festival para warga lokal maupun turis akan saling menyemprotkan air kepada setiap orang yang ditemukannya. Tidak hanya warga lokal, beberapa turis yang datang ke sana juga ikut berpartisipasi dengan keseruan pada festival air terbesar di dunia ini.
Setiap turis boleh menyemburkan airnya menggunakan pistol air atau alat lainnya. Biasanya perayaan ini dilakukan pada saat tahun baru Thailand, biasanya akan jatuh di bulan April.
Cukup populer di kalangan turis, festival Thailand ini dinobatkan sebagai salah satu perayaan terbesar di dunia. Sebelum populer dan dinikmati para turis, menurut sejarah Festival Songkran sudah dilakukan sejak dulu dilakukan oleh anak muda hingga orang tua.
Tradisi ini juga dikenal dengan nama Songkran, akan dilaksanakan selama tiga hari. Hampir di seluruh wilayah negara gajah putih tersebut akan melakukan ‘perang air’. Saat waktu Songkran, semua orang yang bekerja diperantauan akan pulang kampung.
Songkran sendiri berasal dari bahasa Thailand yang artinya bergerak atau berpindah tempat. Hari Songkran bertepatan dengan posisi matahari di zodiak akan berubah posisi. Perpindahan posisi matahari tersebut merupakan tanda tahun baru menurut kalender tradisional penduduk Thailand.
Air yang digunakan dalam ‘perang air’ dianggap memiliki sifat mensucikan. Sehingga warga lokal percaya air yang disemburkan akan menghapus nasib buruk di masa depan. Tidak hanya perang air, pada hari Songkran hewan-hewan peliharaan juga akan dibiarkan bebas.
Namun, dari semua rangkaian kegiatan pada hari tersebut para warga Thailand diwajibkan untuk memberikan penghormatan kepada leluhurnya. Para anggota keluarga paling muda akan menuangkan air suci pada telapak tangan orang tua, para orang tua juga akan mendoakan para anak-anaknya.
Fakta Unik Mengenai Festival Songkran, Tidak Boleh Berkendara
Sejarah Festival Songkran sangat erat hubungannya dengan kepercayaan para warga Thailand. Apalagi menurut warga gajah putih tersebut, air sangat penting terutama dalam upacara adat disana.
Air biasanya digunakan untuk beberapa upacara adat salah satunya adalah pernikahan. Air tersebut akan dipercikan kepada pengantin untuk memberikan berkat kepada pernikahan keduanya. Setelah mengetahui sejarah, berikut ini beberapa fakta unik lainnya yang harus Anda ketahui.
1. Selain Air, Identik dengan Bubuk Putih
Selain menggunakan air, bedak dingin berwarna putih juga sering digunakan untuk memeriahkan perayaannya. Bukan untuk perang, justru bubuk putih ini digunakan untuk melindungi kulit dari teriknya matahari selama festival dilakukan.
Hal ini dikarenakan, pada saat sejarah Festival Songkran biasanya matahari sedang sangat terik dan panas. Penggunaan bubuk putih juga pertama kali dikenalkan oleh para warga lokal lalu diikuti oleh para turis yang mengikuti perayaan ini ini.
2. Tidak Boleh Berkendara
Selama festival berlangsung, para turis maupun warga lokal tidak diperkenankan untuk berkendara di sekitar ruas jalan yang menjadi tempat festivalnya. Fakta ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan tradisi atau sejarah.
Tetapi, peraturan ini dibuat untuk menjaga keamanan dan keselamatan para warga dan turis. Karena banyaknya air dan bedak dingin yang digunakan pada tempat festival, dikhawatirkan jalan akan berubah menjadi licin. Jalanan yang licin tentu akan membahayakan tidak hanya untuk pengendara tetapi juga untuk para pengunjung atau pejalan kaki.
3. Menjadi Momen Berkumpul Keluarga
Sesuai dengan sejarah Festival Songkran, pada waktu ini para masyarakat Thailand dianjurkan untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Bahkan tidak jarang, banyak warga yang rela menempuh perjalanan yang jauh hanya untuk berkumpul dan ‘perang air’ bersama keluarga. Jika di Indonesia, tradisi ini sama seperti mudik saat hari raya.
4. Erat dengan Tradisi Buddha
Thailand merupakan salah satu bangsa di Asia Tenggara yang mayoritas menganut agama buddha. Sehingga tidak heran jika tradisi dan budaya yang dilestarikan hingga saat ini masih erat hubungannya dengan agama buddha.
Sejarah Festival Songkran sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu Song dan krant. Makna dari dua kata sansekerta itu adalah tahun baru. Perayaan tersebut juga menjadi tanda pergantian siklus 12 bulan matahari yang biasanya jatuh setiap bulan April antara tanggal 1 hingga 21.
Bagi Anda yang tertarik dan ingin merasakan serunya bermain di perayaan Songkran, bisa merencanakan dari sekarang. Rencanakan dari sekarang jika tidak ingin kehabisan tiket nanti. Apalagi festival mulai populer dan dilirik oleh dunia.
Setelah memahami sejarah Festival Songkran, tidak hanya bersenang-senang Anda juga akan merasakan momen lebih istimewa mengingat makna dari menyemprotkan air dalam festival tersebut untuk menghilangkan nasib buruk.

