Sains

Bagaimana Tahapan Siklus Hidrologi Terjadi? Simak Selengkapnya

Air sebagai kebutuhan dasar bagi setiap kehidupan dibumi dan sangat begitu vital perannya bagi setiap makhluk hidup. Tak hanya pada manusia, akan tetapi juga pada hewan bahkan pada tumbuhan semuanya sangat membutuhkan air untuk bertahan hidup seperti minum, membantu proses fotosintesis, dan masih banyak lagi kebutuhan lainnya.

Pernahkah kalian berpikir bagaimana siklus air atau tahapan siklus hidrologi itu terjadi? Seperti yang diketahui jika air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap kehidupan yang ada di bumi. Namun, seolah tidak pernah habis keberadaannya.

Air memiliki peran vital bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup. Tidak hanya manusia yang memerlukan air, namun hewan dan tumbuhan juga memerlukan air untuk proses keberlangsungan hidup.

Apa Saja Tahapan Siklus Hidrologi?

Jika membahas peran air untuk makhluk hidup, di dalam tubuh manusia sendiri terdapat 50 hingga 70 persen air termasuk yang ada di dalam kulit. Untuk tumbuhan air berfungsi untuk berlangsungnya proses fotosintesis dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana siklus air itu terjadi?

  1. Evaporasi

    Tahapan siklus hidrologi yang pertama adalah evaporasi atau yang biasa disebut dengan penguapan seluruh air yang terdapat di sungai, danau dan laut serta tempat lainnya. Air tersebut menguap menjadi uap air.

    Penguapan tersebut kemudian akan menimbulkan efek naiknya air yang akan berubah menjadi gas ke atmosfer. Pendukung utama dalam tahapan ini adalah sinar matahari. Sehingga semakin terik sinar matahari yang dipancarkan akan semakin besar molekul yang terangkat ke udara.

  2. Transpirasi

    Setelah terjadinya penguapan pada sungai, danau, laut atau badan air maka terjadilah penguapan air yang berada di jaringan makhluk hidup. Jadi, selain pada badan air penguapan pun terjadi pada badan makhluk hidup, terutama hewan dan tumbuhan.

    Siklus hidrologi pada tahap ini molekul air yang terdapat pada tumbuhan dan hewan nantinya akan berubah menjadi uap gas. Setelah itu gas tersebut akan menguap dan akan naik ke atmosfer seperti pada tahapan evaporasi.

    Tahapan siklus hidrologi transpirasi ini nantinya akan terjadi pada jaringan hewan dan tumbuhan. Meskipun air yang dihasilkan dari tahap ini tidak sebanyak pada tahap evaporasi.

  3. Evapotranspirasi

    Tahapan siklus air yang selanjutnya adalah evapotranspirasi. Pada tahap ini terjadi penggabungan antara tahap evaporasi dan tahap transpirasi. Air yang menguap nantinya akan lebih banyak lagi.

    Evapotranspirasi sendiri merupakan sebuah tahapan penguapan molekul air yang berasal dari seluruh jaringan pada makhluk hidup dan air. Dengan demikian tahap ini sebagai tahap penentu dan mempengaruhi jumlah air yang terangkut.

  4. Sublimasi

    Tahapan siklus hidrologi yang selanjutnya adalah sublimisasi. Pada tahapan ini berarti adanya perubahan molekul cair yang menjadi molekul gas ke atmosfer. Namun, penguapan yang terjadi adalah adanya perubahan es yang terdapat di gunung dan kutub utara.

    Sehingga pada proses ini tidak melewati proses cair. Untuk hasil air yang diperoleh dari tahap ini nantinya tidak sebanyak hasil dari tahap sebelumnya. Meski demikian tahap ini tetap berpengaruh terhadap jalannya siklus air.

    Pada tahapan inilah yang membedakan antara tahap evaporasi dan tahap sublimasi. Sebab, pada tahap sublimasi ini membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibanding dengan tahap evaporasi.

  5. Kondensasi

    Kondensasi merupakan tahapan siklus hidrologi setelah tahap sebelumnya. Yang mana pada tahap aini air telah menguap dan nantinya akan berubah menjadi partikel es. Partikel-partikel es yang dihasilkan tersebut sangat kecil.

    Sebab, suhu dingin yang ada pada atmosfer bagian atas. Partikel e situ sendiri nantinya akan berubah menjadi awan. Maka, semakin banyak jumlah partikel es awan akan semakin menghitam.

    Tahap kondensasi atau yang biasa disebut dengan dengan pengembunan ini sendiri adalah proses perubahan yang terjadi menjadi bentuk yang lebih padat. Sebagai contohnya adalah gas yang berubah menjadi cair.

  6. Adveksi

    Adveksi adalah tahapan siklus hidrologi setelah terjadinya kondensasi. Pada tahapan ini merupakan siklus hidrologi pendek yang terdapat di dalamnya dan berada pada siklus hidrologi yang panjang. Sebab, pada tahap ini terjadinya perpindahan awan yang berasal dari satu titik ke titik lainnya di langit.

    Sedangkan perpindahan awan itu sendiri terjadi karena adanya angin yang kemudian berpindah dari lautan ke daratan dan sebaliknya.

    Tahapan adveksi inilah yang merupakan suatu penyebaran panas dengan arah vertikal maupun horizontal. Pada gerakan tersebut membuat udara yang ada disekitarnya berubah menjadi panas.

  7. Presipitasi

    Pada tahap ini merupakan tahap mencairnya awan yang disebabkan tidak dapat menahan suhu yang semakin lama semakin meningkat. Selain itu pada tahap ini juga nantinya akan terjadi salah satu gejala alam yang biasa disebut dengan hujan.

    Hal ini umumnya terjadi apabila suhu yang berada di sekitar kurang dari 0 derajat celcius lalu terjadilah hujan salju atau hujan es.

  8. Run Off

    Tahapan ini biasa disebut dengan tahapan air hujan yang nantinya akan bergerak. Pergerakan tersebut terjadi dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah. Pergerakan tersebut sebelumnya melalui beberapa saluran, seperti laut, sungai, danau got sampai samudera.

  9. Infiltrasi

    Tahapan siklus hidrologi yang terakhir adalah infiltrasi. Pada tahapan ini air hujan akan berubah menjadi air tanah. Air hujan yang turun ke bumi sendiri tidak semuanya mengalir seperti yang terjadi pada tahap limpasan.

    Melainkan akan mengalir ke tanah, proses infiltrasi atau perembesan air hujan ke pori-pori tanah itulah yang nantinya akan kembali ke laut secara keseluruhan.

    Dalam siklus air itu sendiri selain bertujuan untuk mempertahankan ketersediaan air, melainkan untuk menjaga intensitas air hujan. Selain itu tahapan siklus hidrologi juga turut dalam menjaga cuaca dan suhu yang ada di bumi.