Lifestyle

Terapkan Lifestyle Slow Living Jika Ingin Punya Mental Sehat

Bagi beberapa orang istilah lifestyle slow living mungkin masih terdengar asing. Gaya hidup yang dianggap terkesan ‘nyantai’ ini mulai muncul di era zaman dengan mobilitas cepat dan sibuk. Menemukan gaya hidup yang tepat perlu butuh waktu penyesuaian.

Sama halnya dengan penerapan slow living di mana fokusnya pada kualitas hidup daripada kuantitas. Berbeda dengan istilah fast living ataupun hustle culture. Pada dasarnya menjalani slow living artinya melambatkan laju kehidupan di tengah hidup yang terasa begitu cepat.

Gaya hidup slow living mengajarkan arti menghargai hal-hal sederhana yang Anda miliki maupun belum dimiliki. Perkembangan teknologi dan kemajuan zaman membawa masyarakat terbiasa hidup cepat dan efektif. Dalam setiap harinya dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dengan bantuan teknologi.

Sehingga Tanpa merasa kehidupan mulai terasa tergesa-gesa.Memiliki pendapatan cukup namun hati dan pikiran terasa kosong karena terlalu lelah bekerja. Fenomena ini memunculkan minat masyarakat untuk mulai menerapkan lifestyle slow living dengan alasan mempertahankan kesehatan mental.

Kenali Apa Itu Lifestyle Slow Living?

Singkatnya, lifestyle ini mengutamakan kehidupan tanpa kesibukan berlebih, menempatkan prioritas, tanpa kompetisi dan ambisi yang dapat memicu kekhawatiran. Pola hidup santai ini menghindari aktivitas bekerja terlalu cepat. Namun beberapa orang menganggap slow living hanya dapat diterapkan penduduk pedesaan.

Dikarena mobilitas mereka ringan, minim beban, target kerja. Padahal hidup di kota besar juga bisa menerapkannya. Slow living menegaskan bahwa kehidupan ini tidak selalu diukur dari keberhasilan karir, uang, atau pencapaian lainnya. Sebaliknya memprioritaskan kualitas kehidupan pribadi dan hubungan dengan orang terdekat.

Kunci menjalani gaya hidup slow living ada pada diri sendiri. bagaimana mengatur yang pikiran konsumsi setiap hari. Selain itu juga menghindari larut pada pekerjaan-pekerjaan sehingga memforsir diri dan berakhir kelelahan. Lifestyle slow living membantumu menemukan kehidupan lebih bermakna alih-alih bermalas-malasan.

Anda dapat menemukan nilai kebaikan dalam hidup dan menentukan skala prioritas sehari-hari. Slow living melibatkan kemauan diri sendiri untuk berkomitmen dengan tidak mudah insecure atas pencapaian orang lain. Otomatis Anda mulai melihat dan mengapresiasi setiap pencapaianmu baik kecil maupun besar.

Bagaimana Memulai Lifestyle Slow Living?

Penerapan gaya hidup slow living tetap dapat membuatmu produktif tanpa harus memenuhi standar masyarakat. Jika Anda ingin mulai menjalani slow living dapat mempraktikkan hal-hal utama sebagai berikut.

  • Praktikkan Mindfulness, Kurangi Overthinking

    Mindfulness artinya memegang kendali penuh atas dirinya sendiri mengenai apa yang ingin dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan. Tanamkan bahwa Anda tidak selalu bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Fokus dan lakukan apa yang ada dalam kendalimu. Sebab overthinking membuatmu tergesa-gesa, stres, juga cemas.

    Untuk melatih kemampuan mindfulness dapat melalui meditasi rutin. Jangan lupa menyisihkan waktu untuk me time dengan cara beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Coba untuk melakukan hal-hal favorit seperti menari, mendengarkan lagu, melukis, atau berlibur sejenak.

  • Hidup Sederhana, Bangun Hubungan dengan Orang Terdekat

    Lifestyle slow living artinya menjalani hidup dalam kesederhanaan. Sadari bahwa tidak semua hal dalam kehidupan harus selalu tercapai. Mulai terapkan hidup minimalis yaitu mengambil keputusan membeli suatu barang secara sadar (mindful).

    Membangun hubungan dengan orang-orang terdekat juga penting, khususnya mereka dengan kontribusi penuh atas hidupmu. Dalam hal ini perlu mengetahui dahulu nilai-nilai apa yang ingin Anda prioritaskan.

  • Tegas Terhadap Prinsip

    Slow living tidak cocok diterapkan oleh tipe people please atau selalu memenuhi ekspektasi semua orang. Ketidakmampuan menolak sesuatu dapat membuatmu cepat lelah dan tidak memiliki kendali atas diri sendiri.

    Mulai sekarang berani katakan tidak pada hal-hal yang memang tidak sesuai dengan prinsip hidupmu. Berhenti jadi people pleaser karena justru akan menekan batinmu sendiri hingga berdampak pada kesehatan mental.

Kesalahpahaman Dalam Konsep Lifestyle Slow Living

Meskipun namanya lifestyle slow living, bukan berarti menjalani kehidupan dengan santai-santai dan tidak produktif. Sebaliknya, menjalani hustle culture juga tidak menjamin Anda lebih produktif, tapi justru memforsir diri. Di sisi lain, slow living dianggap tidak cocok jika Anda berada di tengah-tengah kehidupan kota besar.

Pergerakan yang cepat tentu sangat bertentangan dengan prinsip “santai tapi pasti.” Pada akhirnya semua tergantung cara berpikir menghadapi kehidupan yang memang serba cepat dan tidak selalu berjalan sesuai keinginan. Slow living setidaknya membantumu memiliki kualitas hidup dan hubungan sehat.

Keluar dari zona nyaman kemudian temukan prioritasmu. Gerakan slow living akan mengajarkanmu bagaimana berani memutuskan menjalani kehidupan seimbang. Pola pikir ini memudahkan seseorang agar fokus pada proses dan menikmatinya.

Fokus pada tujuan utama namun tidak tergesa-gesa dan mempelajari setiap proses untuk mencapainya. Kamu bisa mulai melakukan hal-hal sederhana seperti menikmati waktu hening sebelum memulai rutinitas. Kurangi penggunaan gadget, membuang barang-barang tidak perlu adalah lifestyle slow living yang sebenarnya.

You may also like...